Kamis, 08 Desember 2011

Buku I can (not) hear: ketika orangtua memperjuangkan keajaiban

 
Ini buku tentang perjalanan seorang anak tuna rungu menuju dunia mendengar. Sebanyak 352 halamannya berisi sharing bagaimana San C. Wirakusuma menjadi ibu yang membesarkan seorang anak berkebutuhan khusus. Sebuah kenyataan yang menurut Sansan, panggilan akrab lulusan Macquarie University di Sidney itu, bak mendapat ‘lotere’ tanpa pernah diminta tapi tak bisa ditolak.
Gwendolyne lahir di Hongkong pada 18 Mei 2002. Semuanya tampak begitu indah sampai diketahui Gwen mengalami gangguan pendengaran. Kisah-kisah selanjutnya memaparkan perjuangan John dan Sansan Wirakusuma, membesarkan dan mendidik Gwen. Dari Hongkong, Indonesia, hingga Australia. Dari pertengkaran, kerja-keras, hingga keberhasilan membawa Gwen menemukan keajaiban dalam dunianya. Tumbuh sebagai anak cerdas dan tak beda dengan sebayanya.

Anak Istimewa

Anak adalah titipan dari Tuhan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu mereka harus di rawat, dibesarkan dengan kasih, dan diperhatikan. Namun seringkali orang tua menuntut sang anak dengan berbagai keegoisan mereka. Mereka menuntut anak untuk menjadi cerdas, pintar, berprestasi, menuntut anak menjadi sempurna seperti yang mereka inginkan. Tanpa mereka sadari bahwa setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.Terlebih lagi mereka yang dianugerahi anak yang kurang sempurna mereka tidak bersyukur atas bagaimanapun keberadaan anaknya, namun mungkin merasa malu.
Masyarakat sendiri sering mengucilkan dan menganggapnya sebagai suatu hal yang negatif. Padahal pada kenyataanya bagaimanapun keadaan mereka, mereka adalah pribadi yang utuh yang layak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya. Terlebih lagi orang tua mereka.
Mereka bukanlah suatu ketidak sempurnaan, namun mereka adalah seorang anak yang lahir dengan keistimewaan.

Template by:

Free Blog Templates